Oleh : Agus Sholehul Huda, S.Pt.
Pendahuluan
Orang jawa mengenalnya dengan sebutan "Gemak", memiliki postur tubuh yang kecil dengan berat badan sekitar 200 gram. Dulu, didalam mata kuliah peternakan, tidak sedikitpun puyuh menjadi bahasan, tapi sekarang sudah mulai diteliti dan dikembangkan.
Produktifitas puyuh bisa mencapai lebih 300 butir per tahun, tidak kalah dengan jenis unggas lain.
Dari hewan kecil yang dipandang remeh oleh peternak-peternak pada umumnya, memiliki potensi profit yang sangat besar bila dibanding dengan jenis unggas lain.
Keunggulan beternak puyuh dibanding unggas lain
- Modal kecil (perbandingannya 1 ayam = 8 ekor puyuh)
- Harga lebih stabil
- Mudah diternakkan dengan lahan terbatas
- Cepat dapat hasil, usia 60 hari sudah bisa mencapai 50% (bandingkan dengan ayam petelur yang baru mulai produksi diusia 4,5 bulan)
- Memiliki pasar potensial baik telur maupun daging.
Apa semudah itu?
Dengan potensi profit yang demikian besar, tentu saja ada resiko dan pekerjaan yang lebih ekstra, bagi pemula mungkin sulit, tetapi bagi yang berpengalaman, beternak puyuh tidak ubahnya dengan memelihara ternak lainnya.
Perbandingan antara telur dengan berat badan puyuh 1 : 18, bandingkan dengan telur ayam ras dibanding berat badan adalah 1 : 30. Dibanding dengan berat badan, telur puyuh lebih besar dari telur ayam. Dengan berat yang besar tentu saja menguntungkan, tetapi juga memberi konstribusi kematian pada saat puncak produksi yaitu "prolaps", istilah jawa "kebebeng".
Tingkat kematian puyuh berkisar antara 1 - 3 % per bulan. Tergantung dari manajemen baik managemen produksi maupun managemen kesehatan.
Bagaimana agar menghasilkan profit yang tinggi?
Sudah menjadi hal yang biasa di bumi indonesia ini budaya ikut-ikutan. Melihat orang lain sukses beternak puyuh, mereka ikut tanpa harus belajar dengan benar dan kesiapan mental dalam mengelola puyuh. Sehingga banyak peternak pemula yang sering gulung tikar, karena dianggap sebagai usaha sampingan. Sehingga usaha puyuh tersebut menjadi tidak dikontrol dengan baik layaknya memelihara hewan ternak, sekedar memberi pakan dan minum tanpa memperhatikan kondisi ternaknya.
Postur tubuh puyuh yang kecil, pemberian pakan harus betul-betul tepat takaran, bila konsumsi kurang dari yang seharusnya diberikan, bisa dipastikan produksinya akan turun (bisa sampai 30%). Reaksi turunnya produksi di puyuh langsung pada hari berikutnya, untuk memulihkan lagi dibutuhkan waktu 4 - 7 hari. Hal-hal seperti ini yang kadang menjadikan peternak pemula gulung tikar. Konsumsi puyuh per hari pada kisaran 20 gram - 25 gram per ekor dengan standar protein kasar 21%.
Perbandingan antara telur dengan berat badan puyuh 1 : 18, bandingkan dengan telur ayam ras dibanding berat badan adalah 1 : 30. Dibanding dengan berat badan, telur puyuh lebih besar dari telur ayam. Dengan berat yang besar tentu saja menguntungkan, tetapi juga memberi konstribusi kematian pada saat puncak produksi yaitu "prolaps", istilah jawa "kebebeng".
Tingkat kematian puyuh berkisar antara 1 - 3 % per bulan. Tergantung dari manajemen baik managemen produksi maupun managemen kesehatan.
Bagaimana agar menghasilkan profit yang tinggi?
Sudah menjadi hal yang biasa di bumi indonesia ini budaya ikut-ikutan. Melihat orang lain sukses beternak puyuh, mereka ikut tanpa harus belajar dengan benar dan kesiapan mental dalam mengelola puyuh. Sehingga banyak peternak pemula yang sering gulung tikar, karena dianggap sebagai usaha sampingan. Sehingga usaha puyuh tersebut menjadi tidak dikontrol dengan baik layaknya memelihara hewan ternak, sekedar memberi pakan dan minum tanpa memperhatikan kondisi ternaknya.
Postur tubuh puyuh yang kecil, pemberian pakan harus betul-betul tepat takaran, bila konsumsi kurang dari yang seharusnya diberikan, bisa dipastikan produksinya akan turun (bisa sampai 30%). Reaksi turunnya produksi di puyuh langsung pada hari berikutnya, untuk memulihkan lagi dibutuhkan waktu 4 - 7 hari. Hal-hal seperti ini yang kadang menjadikan peternak pemula gulung tikar. Konsumsi puyuh per hari pada kisaran 20 gram - 25 gram per ekor dengan standar protein kasar 21%.
- Kasih Sayang; perhatian yang diberikan akan memberikan konstribusi yang sangat bagus bagi produksi ternak tersebut, ternak akan menjadi nyaman, bila timbul penyakit bisa segera tahu. Semua yang bernyawa membutuhkan hal tersebut.
- Lakukan Managemen yang baik; Pemberian pakan yang sesuai takaran, beri air minum ad libitum, lakukan kebersihan kandang secara rutin (parameternya : apabila kita nyaman dalam kandang tersebut, berarti puyuh kita juga nyaman), Biosecurity minimal 2x seminggu, pemberian lampu dimalam hari (puyuh produksi pada sore hari, untuk ovulasi membutuhkan rangsangan cahaya), beri vitamin & antibiotik yang tepat, dan lakukan vaksinasi tepat waktu. Lakukan Recording dengan baik (catatan produksi harian, mortalitas, dll).
- Menabung dikala untung, ini yang sering dilupakan peternak. Ingat, tidak selamanya harga telur akan bagus dan dalam 1 tahun terjadi keadaan yang jelek minimal 2 bulan dalam 1 tahun. Bila tidak ada cadangan dana untuk beli pakan, bisa dipastikan gulung tikar! produksi akan cepet rusak, bila pakan tidak sesuai yang dibutuhkan puyuh.
- Terpenting : Ikhlas....
(Kapasitas usaha : 1.000 ekor puyuh)
Parameter :
- Usia produksi : 14 bulan (usia 16 bulan dari DOQ)
- Rata-rata produksi : 80%
- Konsumsi pakan/hr: 20 gr - 25 gr.
- Mortalitas/bulan : 2 %
- Harga telur rata2 : Rp. 15.000,-/kg
- BEP produksi : 56%
- Jumlah telur/kg : 92 butir
- Harga pakan/kg : Rp. 3710,-
- Nilai afkir/ekor : Rp. 1.800,-
- Sisa Puyuh afkir : 700 ekor sampai akhir periode
- Daya tahan Kandang : 36 bulan
- Pembuatan kandang utama : @ Rp. 1.250,-/ekor = (Rp. 1.250.000,-)
- Pebuatan kandang baterai : @ Rp. 1.750,-/ekor = (Rp. 1.750.000,-)
- Pembelian puyuh remaja (30 hari) : @ Rp. 4.000,-/ekor = (Rp. 4.000.000,-)
- Biaya pakan s.d. produksi 56% : @ Rp. 3.710,-/ekor = (Rp. 2.292.000,-)
- Ongkos tenaga kerja/1000 ekor : Rp. 75.000,- = (Rp. 75.000,-)
B. PENDAPATAN
- Hasil penjualan telur : 8,25 kg x 30 x 14 bl @ Rp. 15.000,-=(Rp. 51.975.000,-)
- Puyuh afkir : 700 ekor @ Rp. 1.800,- = (Rp. 1.260.000,-)
C. BIAYA PRODUKSI
- Pakan (PP-3) = 20 kg x 30 hr x 14 bl @ Rp. 3.710,- = (Rp. 31.164.000,- )
- Obat dan Vaksinasi = @ Rp. 80,- x 14 bl = (Rp. 1.120.000,-)
- Tenaga Kerja = @ Rp. 75.000,- x 14 bln = (Rp. 1.050.000,-)
D. LABA KOTOR (B - C) = Rp. 19.901.000,-
E. LABA BERSIH (D-A) = Rp. 10.534.000,-
- Laba bersih per bulan = Rp. 658.375,-
- Prosentase laba/modal = 112,5% per 16 bulan- Rata-rata pendapatan per bulan = 7%
Note :- Masih memiliki kandang 1,5 periode pemeliharaan. Modal berikutnya : Rp. 6.367.000,-
- Harga telur puyuh tertinggi Rp. 19.000,-/kg. keuntungan bisa lebih dari itu.
KESIMPULAN
Puyuh memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan sumber pendapatan, baik dalam usaha skala besar maupun usaha rumahan. Pendapatan bersih Rp. 658.375,- sangat memberi arti bagi masyarakat.
Namun demikian, dalam membudidayakan puyuh dibutuhkan managemen yang bagus, telaten (ulet), dan disiplin.
Diperlukan pendampingan-pendampingan agar diperoleh hasil yang baik bagi peternak pemula.
========================= end====================
AYO BETERNAK PUYUH...!!!
SBBU melayani konsultasi gratis dan pelatihan/sekolah lapang budidaya puyuh dan lele setiap 2 minggu sekali (minggu ke-2 dan ke-4).... Jaya Petaniku, Jaya Peternakku, Jaya Indonesiaku....
==========sbbu=========